article-image

Sumber Gambar: by Balint Farkas at Pexels

Baca Juga
  • [Virus Gemini, Virus Bikin Petani Pusing] (https://www.neurafarm.com/blog/InfoTania/Hama%20&%20Tanaman/virus-gemini-virus-bikin-petani-pusing) untuk mengenal lebih lanjut mengenai virus gemini

Hari Minggu, 21 Maret 2021, Neurafarm berkesempatan untuk menggelar Live 2.0 di grup Facebook Komunitas Petani Digital. Tema yang diangkat dalam live kali ini adalah seputar virus gemini pada tanaman cabai, dengan narasumber Bapak Sedyo hartono, seorang Dosen Proteksi Tanaman dari Universitas Gajah Mada Secara garis besar, live kali mengulas seputar apa itu virus gemini, tanaman apa saja yang menjadi target virus ini, bagaimana cara penyebarannya, dan bagaimana langkah tepat untuk menanggulangi penyakit ini. Virus Gemini merupakan bagian dari kelompok virus tanaman Geminiviridae. Virus ini menyerang tanaman dari famili Solanaceae, seperti tomat, terung, dan cabai. Virus Gemini menyebabkan penyakit Pepper yellow leaf curl pada cabai, atau lazim dikenal sebagai penyakit keriting/kuning. Meskipun penyebab dari penyakit ini hanya satu, namun gejala yang ditimbulkan pada tanaman beragam, seperti daun keriting, daun menguning, kuning berpola, menyebabkan bunga rontok dsb. Dalam beberapa kasus tertentu, virus ini juga menyerang tanaman dari famili lainnya, seperti melon dan timun.

Virus gemini ditularkan melalui vektor kutu kebul (Bemisia tabaci). Kutu kebul memiliki ciri-ciri berwarna putih, dengan ukuran kecil (1-1,5 mm) dan sayapnya ditutupi lapisan lilin yang bertepung. Serangga ini umumnya ditemukan pada bagian bawah daun dan memiliki siklus hidup sekitar 21 hari. Kutu kebul umumnya menyukai cuaca yang panas sehingga penyebarannya lebih tinggi pada musim kemarau, seiring dengan jumlah tanaman yang tertular penyakit. Serangga ini hanya menyerang tanaman cabai untuk dimakan saja (feeding host) dan cenderung lebih menyukai gulma berdaun lebar sebagai inang hidup dan tempat bereproduksi. Virus Gemini dapat menginfeksi tanaman cabai dalam berbagai fase hidupnya. Pada fase penyemaian/pembibitan serta fase vegetatif risiko kerugian yang ditimbulkan akibat serangan virus ini akan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan fase generatif (fase berbunga dan berbuah). Hal ini disebabkan oleh tingkat ketahanan tanaman akan cenderung lebih rendah pada fase vegetatif dibandingkan dengan fase generatif. Bagaimana cara menanggulangi tanaman yang tertular penyakit? Menurut narasumber, tanaman yang sudah terserang penyakit ini relatif susah untuk diobati. Cara yang paling baik adalah dengan melakukan pencegahan. Beberapa cara untuk mencegah penyebaran virus ini antara lain:

  1. Menyiapkan bibit yang sehat Benih tanaman cabai yang disemai sebaiknya dilindungi menggunakan kelambu/kerudung dengan mesh yang rapat untuk menghindari serangan kutu kebul. Apabila tanaman yang terserang masih muda, dapat dilakukan penyulaman dengan tanaman baru yang sehat.
  2. Menyiapkan media tanam yang baik Tanah atau media tanam akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, sehingga perlu diolah dan dipupuk dengan baik. Pemberian pupuk dapat berupa campuran pupuk kimia dan organik karena pupuk organik mengandung unsur hara mikro yang berperan dalam memperkokoh sel tanaman seringga serangga susah menembus tanaman.
  3. Pemberian mulsa pada lahan tanam Saat proses pindah tanam, sebaiknya pastikan lahan bebas dari gulma, baik pada bedeng tanaman maupun lorong antar bedeng karena hama kutu kebul menyukai gulma berdaun lebar. Pemberian mulsa plastik dapat diaplikasikan pada bedeng tanam.
  4. Mengatur jarak tanam Jarak tanam antar tanaman sebaiknya tidak terlalu rapat untuk mengurangi potensi penyebaran hama kutu kebul.
  5. Menjaga kesehatan tanaman, terutama saat fase vegetatif Pemberian pupuk yang seimbang dan penyemprotan pestisida dapat diaplikasikan pada fase vegetatif, karena apabila tanaman sudah tertular, pemberian pupuk tidak akan terlalu berdampak menyembuhkan penyakit.
  6. Memilih tanaman barrier yang tepat Tanaman barrier yang sebaiknya ditanam adalah tanaman bukan inang dan lebih tinggi seperti jagung, atau padi untuk menghalangi perpindahan kutu. Penanaman kacang panjang sebaiknya dihindari karena berpotensi sebagai inang. Pesan penutup dari narasumber adalah budidaya baik dan pengendalian terpadu, perhatikan aspek lingkungan, serta pencegahan lebih baik daripada mengobati.
Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang
Lihat Referensi