article-image

Sumber Gambar: https://magazine.job-like.com/manfaat-daun-tembakau/

Pestisida hayati atau biopestisida merupakan segala jenis bahan yang berasal dari makhluk hidup seperti tanaman (disebut pestisida nabati) dan mikroorganisme (disebut pestisida hayati) yang memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangan atau mematikan hama atau mikroorganisme penyebab penyakit. Biopestisida memiliki kandungan senyawa organik yang mudah terdegradasi oleh alam. Biopestisida cocok digunakan pada tanaman untuk pencegahan sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit. Efektivitas dari bahan nabati dan hayati biopestisida bergantung kepada jenis penyakit sasaran dan faktor lingkungan (Sumartini, 2016).

Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biopestisida adalah tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.). Daun tanaman tembakau mengandung 2-8% nikotin. Kandungan nikotin tanaman tembakau yang cenderung tinggi mampu mengusir hama dan menghambat penyaki Nikotin tembakau merupakan salah satu metabolit sekunder berjenis alkaloid yang memiliki sifat racun apabila digunakan sebagai insektisida, fungisida, akarisida, dan molusksida. Selain mengandung nikotin yang tinggi, daun tembakau juga mengandung senyawa antimikroorganisme seperti saponin, flavonoid, dan polifenol (Emiliani dkk, 2017).

Pembuatan biopestisida daun tembakau memerlukan bahan antara lain daun tembakau dan air. Sementara itu, alat yang digunakan antara lain alu dan mortar, saringan, wadah, dan botol semprot. Cara pembuatan biopestisida daun tembakau dimulai dengan proses penghalusan daun tembakau menggunakan alu dan mortar, lalu daun yang sudah halus dipindahkan ke dalam wadah dan diberikan air, lalu direndam di dalam air selama 6 jam. Setelah itu dilakukan penyaringan ekstrak daun tembakau menggunakan saringan. Larutan biopestisida daun tembakau dimasukkan ke dalam botol semprot dan siap digunakan.

Biopestisida daun tembakau memiliki kelebihan antara lain: (1) lebih mudah terurai oleh alam sehingga dampak racunnya tidak menetap dalam waktu yang lama di alam bebas, (2) residu biopestisida tembakau tidak bertahan lama pada tanaman sehingga tanaman yang disemprot lebih aman untuk dikonsumsi, dan (3) dari segi ekonomi, penggunaan biopestisida memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan (Astuti dan Widyastuti, 2016).

Sumber: Astuti, Widi dan Catur Rini W. 2016. “Pestisida Organik Ramah Lingkungan pembasmi Hama Tanaman Sayur” Jurnal Rekayasa, 14(2): 115-120. Emiliani, N., Djufri, dan M. Ali S. 2017. “Pemanfaatan Ekstrak Tanaman Tembakau sebagai Pestisida Organik untuk Pengendalian Keong Mas di Kawasan Persawahan Gampong Tungkop, Aceh Besar” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah, 2(2): 58 – 71. Sumartini. 2016. “Biopestisida untuk Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Aneka Kacang dan Umbi” Iptek Tanaman Pangan, 11(2): 159 – 166

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang