Sumber Gambar: Zhengzaishuru from Getty Images Pro
Bulir padi hampa merupakan salah satu masalah budidaya padi yang kerap kali dialami oleh para petani. Hampanya bulir padi menyebabkan hasil panen menurun dan mutu gabah kurang baik sehingga harga gabah menurun di bawah standar. Apabila masalah ini tidak segera diatasi, para petani akan kesulitan dan kebutuhan pasar akan beras pun sulit terpenuhi. Untuk bisa mengatasi masalah ini, pertama-tama kita harus mengetahui penyebabnya. Berikut beberapa hal yang mengakibatkan hampanya bulir padi.
Walang sangit merupakan hama yang hampir dipastikan selalu ada di setiap musim padi. Hama ini merusak bulir padi pada fase pemasakan, dengan cara mengisap butiran gabah yang sedang mengisi. Hal ini menimbulkan kerusakan berupa beras berubah warna dan mengapur serta gabah menjadi hampa.
Penyakit Blast atau Patah Leher
Penyakit Blast disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea, dimana gejalanya dapat muncul pada daun, batang, leher malai, dan gabah. Apabila gejala blast terjadi pada leher, yaitu berupa bercak coklat kehitaman pada pangkal leher malai (leher malai mumbusuk), maka akan menghambat pengiriman hasil fotosintesis ke biji dan menyebabkan bulir-bulir padi menjadi hampa.
Penyakit Tungro
Tungro disebabkan oleh infeksi dua virus berbeda, yaitu Rice Tungro bacilliform virus (RTBV) dan Rice Tungro spherical virus (RTSV). Kedua virus ini ditularkan oleh hama wereng hijau. Salah satu gejala yang ditimbulkan dari penyakit tungro adalah jumlah anakan yang sedikit dan sebagian besar gabah hampa.
Penyakit Hawar Daun Jingga
Penyakit ini dikenal juga dengan sebutan Bacterial Red Stripe (BRS), yang diduga disebabkan oleh bakteri Pseudomonas sp. dan Bacillus sp. Umumnya timbul pada saat tanaman mencapai fase generatif dan pada musim kemarau. Gejala yang ditimbulkan berupa munculnya bercak kecil berwarna jingga yang timbul pada helaian daun. Penyakit ini menyebabkan penurunan hasil karena meningkatnya gabah hampa.
Penyakit Hawar Pelepah Daun
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Rhizoctania solani Khun yang menyebabkan rusaknya pelepah. Umumnya terjadi pada saat tanaman mulai membentuk anakan sampai menjelang panen, namun bisa juga terjadi pada tanaman muda. Gejala yang ditimbulkan berupa tanaman mudah rebah dan menyebabkan gabah tidak terisi penuh atau bahkan hampa.
Bawaan Genetik Tanaman
Hampanya bulir padi bisa jadi disebabkan karena genetik tanaman tersebut. Jika memang demikian maka cara mengatasinya hanyalah dengan menggunakan benih padi yang sudah teruji dan terjamin kualitasnya
Pemberian Pupuk yang Tidak Merata
Pemberian pupuk yang tidak merata menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan padi di lahan tidak seragam. Sehingga ada padi yang sudah keluar malai dan gabah terisi namun ada juga yang belum mencapai tahap tersebut.
Gangguan dalam Proses Penyerbukan, Pembuahan, serta Pembentukan Gabah (Fase Generatif)
Gangguan pada fase generatif dapat berupa hujan intensitas tinggi yang turun terus-menerus atau sebaliknya yaitu pasokan air kurang. Hujan intensitas tinggi yang turun terus-menerus dapat menyebabkan kepala putik dan benang sari padi rusak sedangkan kurangnya ketersediaan air dapat membuat kepala putik mengering. Hal ini akan menyebabkan fase generatif tidak berlangsung sempurna sehingga gabah pun tidak terisi dengan sempurna atau bahkan gabah akan benar-benar kosong.
Jarak Tanam Padi terlalu Rapat
Jarak tanam yang terlalu rapat akan menyebabkan kompetisi nutrisi dan sinar matahari antar tanaman padi. Hal ini menyebabkan proses metabolisme dan fotosintesis tanaman yang berlangsung kurang optimal, sehingga pengisian gabah pun kurang optimal. Baca juga: Jumlah Panen Per Hektar Yang Optimal Untuk Padi, Jagung, dan Kedelai (Pajale) untuk mengetahui hasil optimal dari budidaya Pajale Cukup banyak faktor penyebab hampanya bulir padi, namun secara umum hampa bulir padi disebabkan oleh 4 hal, yaitu hama dan penyakit, genetik, iklim dan cuaca, serta teknis budidaya. Untuk mempermudah identifikasi penyakit, Sobat Tania bisa menggunakan fitur Identifikasi di Aplikasi Dokter Tania. Dengan fitur ini Sobat Tania tidak perlu khawatir lagi kesulitan dalam mengidentifikasi penyakit pada tanaman padi.