
Sumber Gambar: Quang Nguyen Vinh on Pexels
- Arang Sekam sebagai Biochar Pembenah Tanah untuk mengetahui cara membenah tanah dengan menggunakan biochar arang sekam
Jumlah musim tanam yang umum dijumpai di Indonesia adalah 3 kali per tahun, dengan setiap musim tanam berdurasi 4 bulan. Secara umum, musim tanam pertama (MT1) dimulai pada bulan November dan berakhir di pertengahan atau akhir Februari. Musim tanam kedua (MT2) dimulai pada awal atau pertengahan Maret hingga akhir Juni. Musim tanam terakhir (MT3) dimulai di bulan Juli hingga akhir Oktober dan berakhir sebelum musim tanam pertama dimulai kembali.
Di Indonesia, terdapat 3pola tanam untuk 3 musim tanam dalam 1 tahun yang umum dijumpai, yaitu padi-padi-padi, padi-padi-palawija, dan padi-palawija-padi. Namun, dalam praktek di lapangan, pola tanam yang digunakan dapat disesuaikan menjadi padi-bera-bera, padi-padi-bera, padi-palawija-bera (bera = lahan diistirahatkan, tidak ditanami apa pun). Penyebab penyesuaian tersebut antara lain sumber daya yang tidak tersedia (misal air), penggunaan varietas yang membutuhkan waktu lama hingga panen, dan lain-lain.
Namun terlepas dari hal tersebut, bagaimana perbandingan kelebihan dankekurangan antara melakukan beberapa kali musim tanam dengan satu kali musim tanam dalam setahun?
Secara ekonomi, tentu saja melakukan beberapa kali musim tanam akan menghasilkan keuntungan lebih besar karena pemanfaatan lahannya lebih optimal. Namun, hal ini juga diiringi dengan meningkatnya jumlah modal dan sumber daya yang diperlukan. Contoh sumber daya paling penting yang diperlukan adalah air. Praktek pertanian dengan beberapa kali musim tanam membutuhkan ketersediaan air sepanjang tahun. Sistem persemaian, penanaman, dan irigasi juga harus berjalan secara kontinu agar siklus 3 atau 4 kali tanam dalam setahun tersebut dapat berjalan dengan baik.
Selain itu, ditinjau dari dampaknya pada lingkungan, beberapa kali musim tanam menyebabkan pencemaran air lebih tinggi karena jumlah pupuk atau pestisida yang tercuci dan terbawa air lebih banyak. Produktivitas tanah juga dapat menurun karena pengolahan tanah yang berlebihan. Tanah akan menjadi lebih cepat kering, lebih halus (powdery), berstruktur buruk, dan berkadar bahan organik rendah.
Oleh sebab itu, praktek satu kali musim tanam per tahun memberi dampak yang lebih kecil terhadap lingkungan, meminimalkan penurunan produktivitas tanah, dan membutuhkan modal yang lebih sedikit. Meskipun demikian, praktek satu kali musim tanam per tahun menghasilkan keuntungan ekonomi yang lebih kecil. Perlu diketahui bahwa dampak negatif dari melakukan beberapa kali musim tanam dapat diminimalisir dengan mempraktekan pemberian pupuk, pestisida, dan pengolahan tanah yang tepat. Dengan menerapkan praktek beberapa kali musim tanam per tahun yang baik dan benar, penghasilan petani dapat meningkat dan kebutuhan pangan masyarakat pun dapat terpenuhi. Apabila Sobat Tania ingin mengetahui lebih lanjut mengenai musim tanam yang baik dan cara prakteknya, Sobat Tania dapat menggunakan fitur Tanya Ahli di Aplikasi Dokter Tania.