Sumber Gambar: https://unsplash.com/photos/wz3ijPHvL54
Pupuk hayati adalah pupuk yang mengandung mikroba dan bermanfaat untuk membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk hayati sangat bisa membantu pertumbuhan tanaman karena adanya peran mikroba yang secara khusus memiliki peran tersendiri bagi tanah dan tanaman. Salah satunya adalah pupuk hayati yang mengandung bakteri penambat nitrogen yang mampu meningkatkan nitrogen tanah, salah satu unsur hara yang dibutuhkan tanaman, sehingga akan lebih menyuburkan tanaman. Bagaimanakah cara membuat pupuk hayati yang dapat meningkatkan nitrogen tanah? Mari kita simak bersama cara pembuatannya. Selamat membaca Sobat Tania!
Cara Pembuatan Starter Mikroba dan Pupuk Hayati
Terdapat dua tahap dalam pembuatan pupuk hayati yang berperan untuk meningkatkan nitrogen tanah yaitu tahap pembuatan starter mikroba dan tahap pembuatan pupuk hayati cair. Starter mikroba berfungsi untuk membuat kumpulan mikroba bermanfaat yang bisa berperan untuk meningkatkan nitrogen tanah.
Peralatan yang diperlukan untuk pembuatan starter mikroba dan pupuk hayati yaitu:
(1) blender (juicer), (2) timbangan kue, (3) botol air mineral 1,5 L untuk bioreaktor starter mikroba, (4) botol air mineral 330 ml untuk sistem saringan starter mikroba, (5) sedotan/stick balon, (6) selang aerator, (7) pompa aerator, (8) pompa sirkulasi, (9) kain saringan santan, (10) labu ukur 1 L dan 100 mL, (11) sumber listrik, (12) ember bertutup untuk bioreaktor pupuk hayati cair, (13) pengaduk kayu atau bambu, (14) kapuk/dakron, (15) vaselin, dan (16) alkohol 70%.
Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu,
(1) limbah dapur, (2) molase atau gula merah, (3) kecambah kacang hijau, (4) sumber mikroba penambat nitrogen yaitu bintil akar dari jenis tanaman penghasil bintil seperti tanaman legume atau bunga telang.
Cara membuat starter mikroba yaitu,
- membuat ekstrak kecambah kacang hijau (tauge) dengan masukkan 100 gram kecambah ke dalam 1 Liter air lalu dihaluskan dengan blender dan disaring,
- membuat ekstrak bintil akar tanaman sebagai sumber mikroba dengan cara memasukkan 100 gram potongan bintil akar yang tidak perlu dicuci dicampur dengan 1 Liter air lalu dihancurkan dengan blender dan disaring,
- membuat jus limbah dapur dengan cara memasukkan limbah dapur, yaitu hanya bahan sisa tanaman termasuk sisa nasi, mi dan roti, sebanyak 250 gram ke dalam 1 Liter air lalu dihaluskan dengan blender sampai halus,
- masukan 100 mL ekstrak bintil akar, 25 mL ekstrak kecambah, 200 mL jus limbah dapur, serta 100 gram gula merah ke dalam botol air mineral 1,5 L,
- campuran tersebut ditepatkan volumenya hingga 1 Liter dengan menambahkan air mineral sebanyak 575 ml,
- botol air mineral 1,5 L dirangkai dengan botol saringan udara dan pompa aerator seperti pada gambar 1,
- pompa aerator dihubungkan dengan listrik lalu dinyalakan untuk memberikan oksigen ke dalam bioreactor, (8) campuran disimpan atau diinkubasi selama 2 hari dengan keadaan pompa aerator selalu menyala.
Dan cara pembuatan pupuk hayati cairnya yaitu,
- siapkan 5 Liter jus limbah dapur yang dibuat seperti dalam metode pembuatan starter mikroba,
- pasangkan pompa sirkulasi di dasar ember dengan posisi outlet mengarah ke atas,
- buat molase sebanyak 0,5 L dengan menggunakan gula merah dihancurkan terlebih dahulu untuk mempermudah kelarutan,
- masukan jus limbah dapur dan molase ke dalam bioreaktor ember,
- dilakukan pengadukan secukupnya hingga molase larut,
- masukan 1 Liter starter mikroba ke dalam bioreaktor ember,
- tambahkan 3,5 Liter air sehingga campuran menjadi pas sebanyak 10 Liter,
- bioreaktor ember ditutup untuk menghindari kotoran dan serangga masuk,
- pompa sirkulasi dihubungkan dengan sumber arus listrik lalu dinyalakan,
- dibiarkan atau diinkubasi selama 3-5 hari dengan pompa sirkulasi yang selalu menyala selama masa inkubasi dan masa inkubasi bergantung pada besarnya volume pupuk, semakin besar perbandingan volume pupuk semakin lama inkubasinya,
- pupuk yang sudah jadi dapat disimpan dalam botol tertutup dengan tidak menutup kedap selama proses fermentasi masih berjalan aktif untuk menghindari pembentukan gas yang dapat menyebabkan wadah menggembung.
Pupuk hayati yang sudah siap digunakan dapat diaplikasikan dengan diencerkan air (tanpa klorin) dengan tingkat pengenceran 10-50 kali. Untuk aplikasi awal, tingkat pengenceran dilakukan maksimal 10 kali dengan menggunakan 1 L pupuk hayati lalu menambahkan air sebanyak 9 L. Untuk pemakaian pada pemupukan ke 2 dapat dilakukan dengan pengenceran 25 kali sedangkan untuk aplikasi ke 3 dst dapat dilakukan dengan tingkat pengenceran 50-100 kali. Pupuk hayati yang telah diencerkan tinggal disiramkan (disemprotkan) ke bagian pangkal tanaman.
Untuk dapat mengetahui dosis pemberian pupuk yang tepat sebagai tambahan dari pupuk hayati, kita bisa menggunakan fitur Kalkulator Pupuk di Aplikasi Dokter Tania. Dengan fitur ini pemupukan akan efisien sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga tanaman akan tumbuh subur dan sehat.