article-image

Sumber Gambar: Thomas Fields on Unsplash

Baca Juga

Spodoptera litura atau lebih dikenal dengan sebutan ulat grayak merupakan larva dari ngengat Spodoptera yang menjadi hama untuk banyak jenis tanaman. Kerusakan yang ditimbulkan oleh ulat grayak berupa kerusakan pada daun tanaman inang yaitu daun tanaman menjadi berlubang-lubang. Ulat grayak aktif di malam hari, pada siang hari ia bersembunyi di dalam tanah atau di balik daun. Apabila serangan sangat parah, dalam waktu satu malam ulat grayak bisa menghabiskan tanaman, mulai dari daun, batang, hingga buah.

Pengendalian ulat grayak biasanya menggunakan insektisida. Namun apabila dilakukan secara berlebihan penggunaan insektisida membawa resiko, yaitu menyebabkan kerusakan lingkungan, mengurangi populasi predator hama, dan menimbulkan masalah resistensi pada hama sehingga hama tidak akan mati lagi jika disemprotkan dengan pestisida. Oleh karena itu, diperlukan cara alternatif mengatasi ulat grayak untuk menghindari resiko-resiko tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan patogen Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV).

NPV adalah virus dari genus Baculovirus yang menyerang ulat grayak. Apabila NPV masuk ke dalam tubuh ulat grayak, NPV akan menginfeksi sel-sel di usus lalu sel-sel organ tubuh lainnya. Sel yang terinfeksi akan rusak menyebabkan gejala berupa:

  • Pada larva instar 1 akan terlihat putih susu namun gejala ini harus dilihat dengan mikroskop
  • Pada larva instar 3-4 perut berwarna putih kecoklatan sedangkan bagian punggung berwarna coklat susu kehitaman
  • Pada fase pupa, pupa akan membusuk
  • Pada fase dewasa bentuk sayap akan keriting Kemudian, ulat yang terinfeksi kemampuan makannya akan berkurang, gerakannya menjadi lambat, dan tubuh membengkak. Tubuh membengkak sebagai akibat dari replikasi virus NPV di dalam tubuh ulat dapat terus membesar hingga badan ulat pecah dan mati.

Aplikasi NPV

  • Baik dalam bentuk suspensi cair atau tepung (wettable powder, WP), NPV diaplikasikan seperti aplikasi insektisida kimia, yaitu dengan menggunakan alat semprot konvensional maupun sprayer gendong/knapsack
  • Aplikasikan pada waktu sore hari sekitar jam 15.00-16.00 jangan diaplikasikan pada pagi atau siang hari karena NPV bersifat sensitif terhadap cahaya
  • Aplikasikan NPV di bawah daun karena NPV dapat bertahan lebih lama pada permukaan bawah daun daripada permukaan atas daun
  • Dosis aplikasi mengikuti rekomendasi dari merk biopestisida NPV yang digunakan
  • Evaluasi hasil aplikasi NPV dapat dilakukan 2-3 hari setelah aplikasi NPV, yaitu dengan melihat ulat grayak yang mati. Ciri khususnya menggantung seperti huruf “V” terbalik atau tergelatak pada daun dengan mengeluarkan cairan berwarna coklat susu dan mengeluarkan bau menyengat

Penanganan hama ulat grayak dengan menggunakan NPV memang tidak cepat seperti menggunakan insektisida biasa. Membutuhkan waktu 2-3 hari hingga terlihat hasilnya, namun praktik ini lebih ramah lingkungan sehingga akan terbentuk pertanian yang berkelanjutan. Nah apabila Sobat Tania ingin mengidentifikasi gejala serangan hama atau penyakit pada tanaman, Sobat Tania dapat menggunakan fitur Identifikasi di (Aplikasi Dokter Tania.](https://play.google.com/store/apps/details?id=com.taleus.drtania&hl=in&gl=US)

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang