article-image

Sumber Gambar: https://unsplash.com/photos/9SjCXUq_qSE

Topik: Pupuk Subsidi Judul: Akibat Kuota Habis, Petani Beralih ke Pupuk Nonsubsidi Keyword: Harga, Pupuk Bersubsidi, Mahal, Petani, Pupuk Nonsubsidi, Kuota

Akibat Kuota Habis, Petani Beralih ke Pupuk Nonsubsidi

Pupuk merupakan komponen sarana produksi pertanian utama bagi petani dan menjadi ongkos yang menghabiskan sebagian besar modal petani. Mahalnya harga pupuk tentu akan sangat memberatkan dan mencekik kelangsungan hidup petani karena harus menanggung ongkos produksi pertanian yang tinggi. Mari kita simak bersama bagaimana kondisi petani yang beralih ke pupuk nonsubsidi yang lebih mahal dan dirasa memberatkan. Selamat membaca Sobat Tania!

Baca juga Cara-cara Aplikasi Pupuk pada Tanaman untuk mengetahui bagaimana cara aplikasi pemupukan pada tanaman

Sebagian besar petani di Indonesia masih bergantung kepada bantuan Pemerintah untuk pengadaan pupuk melalui pupuk bersubsidi. Kuota pupuk bersubsidi yang terbatas dan hanya dapat diakses oleh kelompok tani tertentu yang terdaftar dalam sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) dan memiliki kartu tani menyebabkan banyak petani harus beralih ke pupuk nonsubsidi dengan harga tinggi. Petani di berbagai daerah pun merasa kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi dan merasa terbebani karena ongkos produksi yang semakin besar diakibatkan harus membeli pupuk nonsubsidi.yang lebih mahal. Kebutuhan Pupuk Bersubsidi 13 Juta Ton, Hanya Dialokasikan 7,94 Juta Ton oleh Pemerintah

Subsidi pupuk tahun 2020 terdiri dari pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK formula khusus dan pupuk Organik. Volume subsidi pupuk secara keseluruhan pada tahun 2020 adalah 7,94 juta ton. Kebutuhan pupuk subsidi secara nasional sebenarnya adalah sekitar 13 juta ton/tahun, sehingga apabila dilihat dari kuota tahun 2020 masih terdapat defisit yang cukup tinggi. Meskipun ada tambahan kuota alokasi 1 juta ton pada tahun ini menjadi 8,92 juta ton dan cukup membantu petani yang membutuhkan, tetapi belum menyelesaikan masalah kekurangan pupuk. Kebutuhan pupuk petani di lapangan memang cukup tinggi dan belum bisa dipenuhi oleh pemerintah.

Baca juga Cara Menjaga Tanah agar Tetap Subur supaya tanahmu tetap sehat selain dengan diberikannya pemupukan

Harga Pupuk Nonsubsidi Mahal, Petani Terbebani Dilansir kompas.com, seorang petani asal Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Engkus Kusnadi terpaksa membeli pupuk nonsubsidi karena pupuk subsidi langka di Karawang. Engkus mengaku terpaksa membeli pupuk non subsidi dengan harga yang jauh lebih mahal lantaran waktu tanam tak bisa ditunda. Ia membeli pupuk non subsidi seharga 600.000 rupiah per kuintal. padahal apabila dengan pupuk bersubsidi hanya seharga 190.000 rupiah. Ongkos produksi menjadi membengkak tiga kali lipat. Mengenai pemberlakukan Kartu Tani untuk mendapat pupuk bersubsidi, Engkus menyatakan dirinya setuju. Hanya saja, sebelum berjalan dengan baik Engkus meminta pemerintah jangan dulu mengurangi kuota pupuk. Menurut Engkus, hal itu berdampak pada petani secara umum. Contohnya seperti sekarang petani sudah pegang kartu tani, namun sulit memperoleh pupuk bersubsidi.

Penyebab Pupuk Bersubsidi Langka dan Alternatif Solusi Penyebab pupuk bersubsidi langka dan habis kuotanya sering tidak diketahui alasan pastinya di lapangan. Tapi hal tersebut ditengarai terjadi karena banyak ditemui penyelundupan pupuk bersubsidi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu perbedaan data permintaan kebutuhan pupuk bersubsidi dari pemerintah daerah yang tidak sinkron dan tidak dipenuhi oleh alokasi dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian menjadi penyebab pupuk bersubsidi langka dan kuotanya habis. Alternatif yang bisa dilakukan oleh petani untuk mengatasi ini adalah dengan lebih banyak menggunakan pupuk organik buatan sendiri dengan biaya lebih murah dan mengurangi ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi karena pada dasarnya kuota pupuk bersubsidi memanglah terbatas. Petani pun bisa sembari belajar menerapkan pertanian organik yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

Meskipun pada akhirnya mau tidak mau kita harus menggunakan pupuk non subsidi dengan harga yang lebih mahal, kita bisa mengefisienkan penggunaan pupuk sesuai dengan dosis yang dianjurkan, yuk gunakan fitur Kalkulator Pupuk di Aplikasi Dokter Tania agar kita bisa lebih efisien dan hemat dalam penggunaan pupuk sehingga tidak memberatkan ongkos produksi.

Referensi: AgroIndonesia.co.id. (2020, 25 Agustus). Kebutuhan Pupuk Subsidi Masih Tinggi. Diakses pada 14 Desember 2020 dari http://agroindonesia.co.id/2020/08/kebutuhan-pupuk-subsidi-masih-tinggi/

Kompas.com (2020, 7 September). Petani Karawang Terpaksa Beli Pupuk Non-subsidi, Biaya Produksi Naik 3 Kali Lipat. Diakses pada 14 Desember 2020 dari https://regional.kompas.com/read/2020/09/07/13111141/petani-karawang-terpaksa-beli-pupuk-non-subsidi-biaya-produksi-naik-3-kali.

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang