article-image

Sumber Gambar: Angela Benito

Baca Juga

Berdasarkan terminologi nya, bioremediasi berasal dari kata Bio yang berarti hidup dan Remediasi yang berarti kembali. Secara harfiah, bioremediasi merupakan pengembalian daerah atau lokasi yang terpapar limbah kimia dengan bantuan makhluk hidup. Bioremediasi mengacu pada segala proses yang menggunakan mikroorganisme seperti bakteri, fungi, yeast, alda, ataupun enzim-enzim yang dihasilkannya untuk membersihkan atau menetralkan bahan kimia dan limbah pencemar. Selain mikroba, proses bioremediasi juga dapat memanfaatkan tumbuhan-tumbuhan tertentu. Tujuan dari bioremediasi adalah untuk memulihkan kesehatan lingkungan dari zat-zat pencemar berbahaya.

Jenis Bioremediasi

Bioremediasi Ex-Situ

Bioremediasi ex-situ adalah usaha pemulihan lingkungan dengan melakukan penggalian kemudian membawa unsur pencemar keluar daerah untuk dipulihkan di tempat lain. Terdapat empat cara untuk melakukan bioremediasi ex-situ, yaitu :

Biopile, yaitu teknik bioremediasi dengan penimbunan di atas galian tanah yang tercemar. Usaha ini diikuti pula dengan penambahan nutrisi dan aerasi untuk meningkatkan aktivitas mikroba. Ditambahkan juga sistem pemanas dalam teknologi biopile agar proses biodegradasi senyawa berbahaya dapat berjalan dengan lebih cepat.

WIndrow, yaitu teknik bioremediasi dengan pembalikan tumpukan tanah yang tercemar. Pembalikan tersebut dilakukan secara berkala dan dibarengi dengan peningkatan aerasi. Penambahan nutrisi juga dilakukan beberapa kali sebagai bahan baku energi bagi mikroba dalam mempercepat laju biodegradasi.

Bioreaktor, yaitu teknik bioremediasi dengan membuat sebuah tangki besar sebagai tempat terjadinya biodegradasi. Tangki besar tersebut memiliki kondisi yang terkendali untuk mikroba dapat bertahan hidup. Segala iklim mikro seperti suhu, kelembaban, aerasi, hingga nutrisi dikontrol secara berkala agar mikroba dapat tetap hidup dengan baik sehingga biodegradasi berjalan lancar dan cepat.

Land farming, yaitu teknik bioremediasi dengan mencampurkan tanah tercemar dengan nutrisi untuk merangsang aktivitas mikroorganisme. Nutrisi yang ditambahkan seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Campuran tanah ini lalu dipindahkan ke tanah yang belum terkontaminasi. Teknik ini tergolong yang paling mudah dibandingkan teknik ex-situ lainnya.

Bioremediasi In-Situ

Bioremediasi in-situ adalah usaha pemulihan lingkungan secara langsung di lokasi pencemaran. Terdapat tiga cara dalam bioremediasi in-situ, yaitu

Biostimulasi, yaitu teknik bioremediasi dengan merangsang aktivitas mikroba asli. Biostimulasi dilakukan dengan penambahan nutrisi, peningkatan kelembaban, dan pengaturan suhu lingkungan sehingga pertumbuhan mikroba dapat meningkat. Dengan demikian, proses biodegradasi bahan pencemar dapat lebih cepat terjadi.

Biosparging, yaitu teknik bioremediasi dengan menyuntikkan oksigen ke dalam tanah. Oksigen tersebut akan meningkatkan aktivitas bakteri aerob dalam tanah. Biosparging biasa digunakan untuk membersihkan minyak dan senyawa aromatik seperti benzene, toluene, dan naftalena dalam tanah.

Fitoremediasi, yaitu teknik bioremediasi dengan menggunakan tanaman sebagai media pemulih lingkungan dari polutan. Akar tanaman dimanfaatkan untuk menyerap polutan dan mengeluarkannya dari lingkungan. Tanaman yang dapat digunakan dalam fitoremediasi disesuaikan dengan zat pencemar yang akan dibersihkan. Salah satu tanaman yang biasa dipakai dalam fitoremediasi adalah eceng gondok.

Demikian beberapa hal tentang bioremediasi. Sobat Tania dapat menerapkan bioremediasi ini di lingkungan sendiri dengan menanam tanaman. Untuk panduan budidayanya, sila unduh Aplikasi Dokter Tania.

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang
Lihat Referensi